Rabu, 07 Oktober 2015

SEJENAK DI SITU CISANTI, PANGALENGAN, KABUPATEN BANDUNG.

Namanya memang kurang popular, namun pemandangannya tidak kalah bagusnya dengan situ-situ atau danau-danau lainnya di Kota Bandung.
Perjalanan kali ini, menuju Situ Cisanti, Pangalengan, Kabupaten Bandung.

Untuk menuju ke Situ Cisanti sendiri, ada dua alternatif jalan. Yang pertama bisa melewati jalur langsung dari Pangalengan. Yang kedua bisa melewati jalur Jalan Pacet Ciparay. Karena rumah saya berada di kawasan Bandung Timur, jadi untuk menuju Situ Cisanti, lebih dekat menggunakan jalur Jalan Pacet, Ciparay.

Pagi itu, saya dan ketiga teman saya, dua motor, langsung bergegas menuju Situ Cisanti menggunakan jalur Jalan Pacet, Ciparay. Jalan menuju kesana tidak sesulit yang dibayangkan sebelumnya. Dari Pasar Ciparay, kami hanya melewati Jalan Pacet, lurus terus. Jalanan yang sudah diperbaiki membuat perjalanan kami lancar.



Ditengah-tengah perjalanan, kami tak lupa untuk mampir ke warung-warung pinggir jalan. Hanya untuk istirahat sebentar sambil menikmati pemandangan Pegunungan Kertasari. Secangkir kopi panas dan udara segar pegunungan.

Perjalanan dari warung-warung pinggir jalan menuju Situ Cisanti, masih ada kira-kira 3,5 km lagi. Melewati perkebunan sayur warga, perkebunan teh dan pasar tradisional warga sekitar.

Sampailah kita didepan pintu gerbang Situ Cisanti. Tiket masuk perorang Rp 10.000 belum termasuk ongkos parkir kendaraan. Melewati jalan yang telah disediakan diantara rindangnya pepohonan, langsung menghadap Situ Cisanti.








Kami berjalan-jalan dipinggir Situ, menikmati pemandangan yang tersaji. Siang yang terik namun hangat. Suasana yang tenang dan damai. Teduh.




Didalam area Situ Cisanti itu sendiri terdapat 7 mata air, yang konon kabarnya menurut kepercayaan masyarakat sekitar, membuat siapa saja yang meminumnya akan awet muda. Namun untuk menuju kesana, tidak sembarang orang dikarenakan ada pawang yang menjaganya.







Terlepas dari cerita mitos yang beredar dikalangan masyarakat sekitar, Situ Cisanti menyajikan pemandangan yang indah, suasana tentram dan damai, jauh dari keramaian kota dan itulah salah satu alasan saya kesini, ke Situ Cisanti, Pangalengan, Kabupaten Bandung. 






By @rullzmika
Instagram: rullzmika



#SITUCISANTI
#EXPLOREBANDUNG
#BANDUNG
#WESTJAVA
#INDONESIA
#JENGKALJENGKALCERITA
#RULLZMIKA


Minggu, 06 September 2015

VANDALISME DI GUNUNG BATU BALEENDAH, BANDUNG



Karena kebetulan saya sedang menginap disalah satu rumah teman di daerah Ciparay, keesokan harinya saya dan teman saya berencana untuk bermain ke Gunung Batu Baleendah, Bandung.


 

Siang-siang panas bolong. Cuaca terik siang itu menjadi acara yang paling pas untuk berjemur. Hahahaaa.

Untuk menuju kesini, tidaklah sulit. Apabila kamu dari arah Bandung, kamu bisa lewat jalan yang menuju RS Al Ihsan, menuju Tugu Perjuangan Baleendah, lalu ikuti jalan sebelah kiri, ikuti jalan saja. Kurang lebih 500 meter, kamu bisa menemukan Gunung Batu Baleendah ini.





Sesampainya di Gunung Batu Baleendah, Bandung, saya sedikit kecewa dengan pemandangan yang tersaji. Bagaimana mungkin, Gunung Batu seindah ini dikotori oleh tangan-tangan jahil tidak bertanggung jawab. Banyak sekali coretan-coretan nakal. Vandalisme.







Tapi bagi siapa saja pecinta fotografi, tidak ada salahnya untuk berfoto-foto disini dengan background Gunung Batu yang indah ini. Tapi ingat, jangan sekali-kali untuk mengotorinya dengan coretan-coretan nakal atau membuang sampah sembarangan. Sebagai warga Bandung yang baik, seharusnya kita sama-sama menjaga apa saja yang kita punya. Betul?!






@rullzmika
Instagram: rullzmika



#GUNUNGBATUBALEENDAH
#BALEENDAH
#BANDUNG
#EXPLOREBANDUNG
#WESTJAVA
#INDONESIA


Selasa, 01 September 2015

MENIKMATI SENJA DI DAERAH PACET - CIPARAY, BANDUNG



Siang itu, sendiri seperti biasa, saya meluncurkan kendaraan saya menuju daerah Pacet, Ciparay, Bandung. Mengambil dari arah Derwati lalu Majalaya. Cuaca terik sekali.



Sebenarnya ini untuk keduakalinya saya ke daerah Pacet. Yang pertama pada tahun 2007 bersama kakak sepupu dan saudara lainnya.




Ada beberapa tempat wisata disini. Antara lain terdapat  kolam renang menyerupai waterboom, perkebunan strawberry,  villa-villa dan sederetan warung-warung pinggir jalan, tempat singgah sementara yang menjual makanan dan minuman sederhana.

Untuk perjalanan singkat kali ini, saya memilih untuk menikmati Bandung dari atas sini sambil duduk-duduk santai di warung pinggir jalan. 



Menikmati semangkok mie rebus sambil menikmati pemandangan Bandung dari atas sini. Bagi saya, sederhana namun berkesan. Tidak untuk bermaksud berlebihan namun inilah yang saya rasakan. Menyenangkan.

Hawa sejuk dataran tinggi Pegunungan Kertasari siang itu membuat saya lahap menikmati semangkok mie rebus ini.

Siang menuju sore. Dari panas sekali, lalu mulai mendung dan kabut pun turun. Oia, saya adalah salah satu pengagum kabut dan merasa senang sekali apabila bisa menikmatinya.
Kabut itu magis dan bisa membuat saya berkhayal sejauh dan sebebas mungkin.




Mie rebus yang saya pesan tadi sudah lama habis dan sekarang digantikan dengan segelas kopi susu panas. Ngopi sambil menikmati kabut sungguh nikmat luar biasa.

Titik-titik kabut yang mulai menyamarkan penglihatan. Udara yang semakin dingin membuat saya semakin tidak mau beranjak dari sini. Sesekali saya mengobrol dengan ibu penjaga warung yang sangat ramah, polos dan lucu. Obrolan sederhana syarat akan makna yang membuat saya semakin menikmati perjalanan singkat ini.  



@rullzmika
Instagram: rullzmika



#PACET
#CIPARAY
#BANDUNG
#EXPLOREBANDUNG
#WESTJAVA
#INDONESIA
#JENGKALJENGKALCERITA

Jumat, 21 Agustus 2015

SITUS SEJARAH GUA PAWON, PADALARANG, BANDUNG



Situs sejarah Gua Pawon ini berada di Kampung Gua Pawon, Desa Gunung Masigit, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung. Akses menuju kesini pun sangatlah tidak sulit namun kamu harus super hati-hati karena dijalanan selalu penuh dengan hilir mudik kendaraan besar pengangkut bebatuan. Dan hanya terdapat satu gapura penanda memasuki kawasan Gua Pawon sebelah kanan jalan (arah dari Bandung).

Jalanan saat itu sangatlah licin dikarenakan hujan yg telah mengguyur Bandung pagi itu.
Gua Pawon, berasal dari kata Pawon dari Bahasa Sunda yg artinya dapur. Pada zaman dahulu kala, nenek moyang kita, menjadikan gua ini sebagai tempat memasak. Karena telah ditemukan bukti berupa peralatan kuno untuk memasak. Di dalam gua pula ditemukan 20.250 tulang belulang dan 4.050 serpihan batu yg diperkirakan berusia 10.000 tahun.
Selain sebagai situs sejarah, gua ini sering sekali digunakan sebagai tempat untuk foto outdoor oleh beberapa photographer atau pun orang-orang yg suka berfoto.

Pagi itu, setelah saya membayar tiket masuk seharga Rp 5.000 saya langsung disambut dengan beberapa kawanan anak monyet yg sedang sarapan. Dengan sedikit agak was-was,  anak-anak monyet itu sepertinya tidak bersahabat, saya pun tetap melangkahkan kaki menuju arah gua.








Saya sudah berada di dalam gua. Aroma bebatuan khas gua langsung menyengat hidung saya. Sedikit lembab. Sepi.
Guanya lumayan luas dengan disediakan track untuk berjalan kaki. Jadi kita tinggal mengikuti track yg telah disediakan. Tidak usah membawa senter karena di dalam gua tidaklah begitu gelap karena mendapatkan penerangan cahaya pada bagian luar guanya.

Untuk menuju bagian luar gua, kita harus memanjat anak tangga yg telah disediakan. Setelah memanjat, kita langsung bisa menemui situs purbakala penemuan tulang belulang dan alat perkakas nenek moyang zaman dahulu. Tempatnya dilindungi oleh pagar besi.





Setelah saya berada diluar gua, lalu saya pun beristirahat sejenak sambil ditemani dengan rindangnya pepohonan yg tumbuh di area luar gua. Disini sejuk dan aroma bebatuannya tidak begitu menyengat seperti berada didalam.



@rullzmika
Instagram rullzmika


 
#GUAPAWONBANDUNG
#EXPLOREBANDUNG
#BANDUNG
#JENGKALJENGKALCERITA






Minggu, 10 Mei 2015

JALAN-JALAN DI TAMAN MALUKU, BANDUNG

Siang itu, sebelum berangkat kerja sore, sesudah makan siang, saya menyempatkan diri untuk jalan-jalan di Taman Maluku, Bandung.
Saat itu cuaca Bandung sangatlah terik sekali.
Setelah memarkirkan kendaraan diluar, lalu saya pun memasuki area taman.



Pepohonan rindang membuat udara disana sangatlah sejuk. Saya berkeliling dengan berjalan kaki dan menikmati suasana sekitar taman.
Saya tak sendirian di taman ini. Ada beberapa orang yg sedang melakukan outdoor photoshoot, ada beberapa anak-anak sekolah dasar yg sedang bermain dengan teman-temannya dan ada beberapa orang pekerja jalanan yg sedang bersantai direrumputan.



Dahulu, taman ini bernama MolukkenPark, sebuah taman peninggalan zaman Belanda yg dibangun pada tahun 1919. Dan taman ini adalah salah satu tempat favorit orang-orang Belanda untuk berkumpul dan bercengkrama pada masa itu.




Di bagian depan taman ini terdapat sebuah patung pastur Belanda yg bernama Pastor H.C Verbraak
1835-1918. Langsung menghadap ke Jalan Seram, Bandung. Patung tersebut didirikan pada tahun 1922 untuk mengenang jasa-jasa pastur yg dahulu sempat bertugas dalam Perang Aceh pada tahun 1845-1907.

Mitos yg beredar bahwa apabila malam hari, patung ini selalu berjalan-jalan sendiri dan arah patung tersebut selalu berpindah-pindah sesuai bunyi lonceng gereja. Hmmm. Tentu saja itu hanya sebuah mitos..


@rullzmika
Instagram: rullzmika


#TAMANMALUKUBANDUNG
#BANDUNG
#EXPLOREBANDUNG
#JENGKALJENGKALCERITA

Minggu, 03 Mei 2015

SETAJAM BATU TEMPLEK, PASIR IMPUN, BANDUNG

Berawal dari browsing beberapa blog tentang traveler dan update beberapa foto di instagram para komunitas jalan-jalan tentang tempat ini, saya pun memutuskan untuk pergi kesini bersama sahabat saya.

Untuk menuju kesini, tidaklah sulit seperti yg dibayangkan. Dari arah Lapas Sukamiskin, Arcamanik, lalu masuk ke Jalan Pasir Impun (didepan pangkalan ojek) sebrang Lapas. Dari Jalan Pasir Impun, kita hanya terus mengikuti jalan sampai keatas, kira-kira 3 km lalu melewati Jalan Terusan Pasir Impun. Patokan terakhirnya adalah kita harus melewati Jalan Cisanggarung. Pasanglah indera pendengaran setajam mungkin karena tidak jauh dari sana, kita akan langsung menemukan tempat ini, Batu Templek, Pasir Impun, Bandung.





Sebenarnya ini tempat penambangan batu. Yg biasa digunakan sebagai lantai atau dinding tembok  bangunan. Namun tempat ini sangatlah indah sekali untuk mengabadikan foto. Untuk yg menyukai fotografi, tempat ini sangatlah cocok untuk menjadi tujuan foto outdoor.








Menurut warga sekitar, tempat ini cocok juga dijadikan tempat untuk berolahraga sepeda maupun menggunakan motor trail (offroad).




Sebenarnya, sesampainya ditempat ini, saya sedikit kecewa karena air terjunnya berwarna coklat. Tidak sejernih seperti yg ada di foto-foto blogger yg lain. Mungkin karena akhir-akhir ini sering turun hujan di Bandung dan sedikit mempengaruhi tingkat kejernihan airnya. Tapi tidak apa-apa, karena saya masih bisa mengambil beberapa foto disini dengan angle yg berbeda-beda.




Ada beberapa kejadian seru selama saya berkunjung kesini. Ketika saya sedang menaiki tanjakan bebatuan untuk menuju keatas, saya hampir terperosok jatuh kebawah karena licin. Dan ketika sedang berfoto disalah satu batu yg besar yg berada diatas, setelah lama berfoto dan tiduran disana, saya baru menyadari kalau di batu tersebut ada beberapa retakan. Untung saja saya tidak duduk atau tiduran diatas retakan tersebut. Saat itu keadaan batu besar tempat saya berfoto, tepat berada diatas ketinggian menghadap kebagian sisi air terjun. Bisa dibayangkan apa jadinya kalau saya atau sahabat saya atau keduanya duduk diatas retakan batu tersebut. Hahahaaaa fiiuuhh!



“Batu templek handap pasir impun, menurut Pak Oman Abdurahman adalah merupakan fenomena menarik khas Cekungan Bandung yg pada ketinggian tertentu air mengalir dari sela-sela batuan beku (lava basalt). Inilah akuifer batuan beku yg snagat penting untuk kebutuhan air penduduk maupun pengairan pertanian di daerah hilirnya”. (Yogie Subrata)
“Batu Templek adalah jenis batuan metamorf yg terbentuk karena perubahan takanan dan suhu yg tingi atau panas bumi. Templek, lempeng atau yg lebih dikenal dengan Slate terbentuk dari lempung dan batuan shale. Dinamakan batu templek atau batu lempeng karena batunya menyerupai lempengan tipis”. (direktorimaterial.com)

Untuk kesini, memang lebih enak sambil bersepeda atau menggunakan motor trail. Dan jangan lupa untuk menggunakan sepatu yg kuat, supaya kuat ketika menginjak tanah disini karena sedikit licin.

Oke teman-teman, berminat untuk kesini?!




@rullzmika
Instagram: rullzmika


#BATUTEMPLEKPASIRIMPUNBANDUNG
#EXPLOREBANDUNG
#BANDUNG
#JENGKALJENGKALCERITA