Sambil mengenang masa kecil dulu, saya dan salah seorang sahabat saya memutuskan untuk pergi ke pasar malam yg berada di Situ Otong (sekarang situnya sudah tidak ada, sudah rata dengan tanah), daerah Binong, Bandung.
Suasananya tidak begitu ramai. Hanya ada beberapa remaja dan
anak kecil yg ditemani oleh orangtua mereka. Pedagang makanan, cemilan dan
mainanannya pun terbilang sedikit. Hanya ada penjual tahu bulat, aromanis
(gula-gula kapas) dan beberapa penjual baju.
Padahal ada beberapa pedagang yg sangat ingin saya temukan
di pasar malam ini. Pedagang mainan perahu-perahuan yg menghidupkannya dengan
cara memanaskan minyak kelapa terlebih dahulu. Pedagang kacang rebus dan
beberapa pedagang mainan lainnya.
Kami pun berkeliling sebentar dan karena permainan ombak
banyu sedang tutup, kami pun memutuskan untuk naik wahana kicir-kicir. Padahal
kami tahu, kalau kami berdua sama-sama takut dengan ketinggian.
Setelah membeli tiket seharga Rp 5.000 dan masuk kedalam wahana
yg mirip dengan kandang burung (karena hampir seluruh bentuknya ditutupi dengan
besi-besi), wahana pun mulai berputar. Awalnya sangat pelan, pelan lalu sedikit
kencang. Dan kalian tahu apa yg kami lakukan selama wahana berputar?! Kami
berdua tak henti-hentinya menjerit ketakutan, tak lupa banyak-banyak berdoa.
Badan kami gemetaran. Lemas. Ini sangatlah konyol, lebay dan memalukan sekali.
Pusing dan mual adalah efek dari menaiki kicir-kicir
‘kandang burung’ dan kami berdua berjanji tidak akan menaikinya lagi.
Hahahahaaa!
Sebagai ‘tanda bukti’ kalau saya sudah mengunjungi pasar
malam, saya membeli aromanis (gula-gula kapas) untuk dibawa pulang kerumah.
Hehee.
@rullzmika
Instagram: rullzmika
@rullzmika
Instagram: rullzmika
#PASARMALAMBINONGBANDUNG
#EXPLOREBANDUNG
#BANDUNG
#JENGKALJENGKALCERITA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar