Sesampainya disana, setelah berputar-putar ria mengelilingi
area camping, kami tidak menemukan satu spot camping yang menurut kami menarik.
Pada saat itu sudah siang dan waktu menunjukkan jam makan siang sudah tiba. Dan
kebetulan ada beberapa pedagang makanan yang sedang mangkal dipinggir jalan,
kami pun menyempatkan makan siang ala kadarnya. Sambil makan siang, saya sempat
mengobrol sama si pedagang makanan, bertanya apakah ada tempat camping lagi
didaerah sini yang lumayan bagus untuk kami dirikan tenda. Dan si pedagang
makanan itu pun menyebutkan salah satu tempat camping yang letaknya tidak
begitu jauh dari sini yaitu Baroe Beureum.
Berbekal bertanya dan browsing ala kadarnya, tidak
buang-buang waktu kami pun langsung berbegas menuju Baroe Beureum.
Untuk patokan pertama, kita melewati belakang area Bumi
Perkemahan Kiara Payung, mengikuti jalan warga dan untuk menuju kesana harus
melewati salah satu gapura.
Setelah melewati gapura warga, kami harus melewati jalanan
yang tidak begitu bagus, penuh bebatuan campur pasir. Harus hati-hati untuk
melewati. Dan jaraknya kurang lebih 2 km.
Kami pun sampai didepan area parkir Baroe Beureum dan untuk
menuju area camping, kami harus hiking menuju puncak terlebih dahulu. Oh iya,
untuk masuk ke dalam area camping, kami dikenakan biaya sebesar Rp 5.000/orang.
Cukup murah bukan.
Untuk menuju ke puncak Baroe Beureum yang dinamakan dengan
Puncak Bayangan, kami harus hiking menuju atas sana dengan tingkat kemiringan
tanah 70 – 85 derajat. Saat itu siang yang sangat terik dan panas.
Waktu sudah sore dan kami masih mendaki dan sempat beberapa
kali beristirahat karena kelelahan. Hehee. Setelah menghabiskan waktu kurang
lebih 3 jam pendakian, kami pun sampai
di Puncak Bayangan.
Pemandangan sore hari diatas Puncak Bayangan sangatlah indah
sekali ditambah udara yang begitu sejuk. Dan inilah satu alas an saya menyukai
melihat pemandangan dari puncak.
Kami pun lalu mendirikan tenda di area yang menurut kami aman
karena ada beberapa area yang rawan longsor.
Kabut telah merayap di area puncak dan hari pun mulai gelap.
Tenda telah selesai dipasang. Tak lupa untuk membuat perapian, masak untuk
makan malam dan menyeduh kopi.
Malam semakin gelap namun kami sangat menikmati suasana
selama disini. Udara tidak begitu dingin dan yang membuat kami kagum, diantara
kegelapan, muncul beberapa kunang-kunang. Berputar-putar diarea puncak. Malam
yang indah sambil ditemani oleh beberapa kunang-kunang. Saying sekali saya
tidak mengabadikan moment indah tersebut.
Dirasa malam sudah larut. Setelah melewati obrolan panjang,
bercerita dan memanjatkan doa dan harapan kita masing-masing, kami pun siap
untuk terlelap. Semoga besok pagi kami tidak kesiangan karena kami sangat ingin
sekali menikmati matahari terbit dari puncak ini.
Subuh pun kami terbangun. Bergegas untuk menikmati matahari
terbit dan ternyata sudah ada beberapa orang yang sudah terbangun dari tenda
lain. Untung sekali kami tidak bangun kesiangan.
Tidak bisa saya ungkapkan dengan kata-kata ketika pergantian
moment dari gelap menuju terang. Ketika sedikit demi sedikit, matahari mulai
terbit dari ufuk timur dan suasana pagi itu tapi yang jelas, saya dan beberapa
sahabat saya sangat menikmati ini semua.
Alhamdulillah. Puji syukur tak lupa saya panjatkatkan karena
masih bisa mensyukuri nikmat Tuhan yang satu ini. Matahari terbit di ufuk
timur, Puncak Bayangan, Baroe Beureum, Sumedang.
By @rullzmika
Instagram: rullzmika
#BAROEBEUREUM
#EXPLORESUMEDANG
#BANDUNG
#WESTJAVA
#INDONESIA
#JENGKALJENGKALCERITA
#RULLZMIKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar